coba dulu

Rabu, 07 April 2010

JANJI MANISMU

Oleh Qoni Ismatul Maula

Najwa Azmi, seorang gadis yang dulunya selalu ceria dan selalu tegar dalam menghadapi semua masalah, kini semua itu berubah 1800 setelah dia berpisah dengan Eza Pratama, cowok yang yang selama ini sangat dia cintai. Kini dia berubah menjadi seorang Najwa yang pendiam dan juga rapuh. Air matanya selalu menetes di kala ia mengingat sebuah janji, janji manis yang pernah diucapkan Eza beberapa bulan silam. Tapi janji itu hanya berakhir di sebuah penghianatan, karena Eza akan menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya. Dan yang menyakitkannya lagi, resepsi pernikahan Eza bertepatan dengan hari ulang tahun Najwa, yang ke 20. Seharusnya hari itu menjadi hari yang paling bahagia untuk Najwa, tapi takdir berkata lain. Pada hari itu Najwa harus menerima kenyataan yang sangat pahit.

“ Najwa,,, bangun sayang!” terdengar suara Mama Najwa membangunkan anaknya
“ Iya ma Najwa sudah bangun.” Jawab Najwa pelan
“ Aduh...anak mama sudah tambah besar nih.” Goda Mama Najwa
“ Apaan sih mama.”
“ Kamu lupa ya, hari ini kan hari ulang tahun kamu yang ke 20.” ucap Mama
“ Mana mungkin Najwa lupa, hari ulang tahun Najwa kan bertepatan dengan hari pernikahan Eza.” Ucap Najwa dengan meneteskan air mata
“ Najwa kamu nangis ya?”
“ Tidak kok ma.” jawab Najwa dengan mengusap air matanya
“ Tidak papa kalau kamu mau menangis, dan kalau kamu mau bercerita, cerita saja pasti mama akan mendengarkan.”
Najwa tidak bisa lagi menahan air mata yang selalu ingin keluar, langsung saja dia memeluk mamanya dan menangis dengan tiada henti – hentinya.

* * *

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia untuk Najwa, pasalnya Eza akan memperkenalkan Najwa pada orang tuanya, betapa girangnya hati Najwa saat itu.

“ Wa..kamu sudah siap ketemu orang tua aku?” ucap Eza
“ Siap enggak siap.” jawab Najwa ragu
“ Kenapa enggak siap?” tanya Eza penasaran
“ Aku takut kalau orang tua kamu enggak suka sama aku.” Jawab Najwa dengan melirikkan matanya ke arah Eza
“ Tenang aja, orang tua aku pasti suka sama kamu, kamu kan cantik..” goda Eza pada Najwa
“ Jangan mulai deh..” ucap Najwa dengan agak malu
“ Iya sayang..”

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah Eza, rupanya Ibu Eza sudah berdiri di depan pintu.

“ Assalamualaikum...” ucap Najwa dan Eza serempak
“ Wa’alaikumsalam, siapa ini Za...” tanya ibu Eza
“ Oh iya sampai lupa nih, kenalin bu ini Najwa, pacar Eza.”

Mendengar kata – kata pacar, sikap Ibu Eza berubah pada Najwa.

“ Ayo masuk Wa..” ajak Eza

Baru beberapa detik duduk, Najwa sudah dihadapkan dengan pertanyaan – pertanyaan Ibu Eza yang tidak masuk akal.

“ Kamu kerja..” ucap ibu Eza dengan ketus
“ Tidak bu saya masih kuliah.” Jawab Najwa pelan
“ Apa? Baru kuliah.” Ucap Ibu Eza dengan suara keras
“ Iya bu dia masih kuliah, hanya kurang beberapa semester saja dia akan lulus.” ucap Eza membela Najwa
“ Terus kamu bisa masak enggak?”
“ Baru mau belajar.”
“ Perempuan kok enggak bisa masak, terus bagaimana dengan suaminya nanti? Kalau orang tua kamu bagaimana dan pekerjaannya apa?” tanya Ibu Eza tanpa perasaan
“ Papa dan Mama sudah bercerai 2 tahun lalu, sekarang saya tinggal bersama Mama, dan Mama bekerja sebagai...” belum selesai Najwa berbicara, Ibu Eza langsung memotongnya
“ Kalau Papa dan Mama kamu sudah bercerai, berarti keluarga kamu keluarga tidak bahagia ya..?”
“ Ibu apaan sih, kasihan kan Najwa.” tutur Eza
“ Biarin aja Za, biar dia tau kalau dia itu tidak pantas untuk kamu, lebih baik kamu menikah saja dengan perempuan pilihan Ibu.” ujar Ibu Eza

Mendengar kata – kata itu, Najwa tidak bisa lagi menahan air matanya, dia langsung keluar dari rumah Eza dan Eza pun mengejarnya.

“ Wa... tunggu, aku mau jelasin semua sama kamu.” Ujar Eza
“ Udah Za enggak ada lagi yang perlu di jelasin, semua sudah jelas, ibu kamu enggak suka sama aku.”
“ Tapi Wa...”
“ Sudah cukup..” jawab Najwa dengan berlari menghampiri sebuah Taxi


Kejadian hari itu membuat Najwa sangat terpukul, sampai – sampai dia tidak pernah keluar dari kamarnya, yang dia lakukan tidak lain hanyalah menangis setiap hari. Dia tidak pernah menerima semua tamu yang datang ke rumahnya, tidak pernah mengangkat telepon dan membalas sms dari semua orang, bahkan dari Eza.
Seminggu kemudian Najwa mendapatkan sepucuk surat dan sebuah undangan pernikahan. Najwa membuka surat itu perlahan – lahan, kemudian dibacanya dengan teliti, ternyata surat itu dari Eza.


Dear Najwa

Halo Wa, gimana kabarnya? Aku harap kamu baik – baik saja. Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, atas kejadian beberapa hari lalu. Sungguh aku enggak pernah nyangka kejadian itu akan terjadi, aku benar – benar minta maaf. Aku juga berterima kasih banget sama kamu, karena selama ini kamu sudah memberikan warna dalam hidupku, tapi mungkin kisah kita harus berakhir sampai disini. Ibuku sudah menjodohkanku pada seseorang dan aku tidak bisa menolaknya. Semoga kamu bisa menemukan lelaki yang lebih baik dari aku.

From
Eza Pratama


Setelah membaca isi surat tersebut, Najwa menjatuhkan air matanya. Dengan bercucuran air mata dia langsung membuka undangan pernikahan itu. Betapa hancur hatinya saat melihat nama Eza Pratama, pada undangan pernikahan tersebut. Najwa tidak pernah menduga, lelaki yang selama ini sangat dia cintai, akan menikah dengan orang lain.

* * *

“ Kenapa Ma, semua ini harus terjadi pada aku?” ujar Najwa
“ Sabar sayang, mungkin Tuhan lagi menguji kamu.” Tutur Mama Najwa
“ Iya Ma, tapi Najwa masih cinta sama Eza.”
“ Mama tau, tapi sekarang Eza sudah bukan milik kamu lagi, dia sudah menjadi milik orang lain.”
“ Najwa mengerti, tapi bagaimana dengan Najwa sendiri..”
“ Sudahlah sayang, lebih baik kamu lupakan saja Eza. Masih banyak lelaki di luar sana yang lebih baik dari dia.”

Akhirnya Najwa pun memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya ke luar negeri, dengan tujuan agar bisa melupakan Eza.

10 komentar:

  1. cukup bagus tapi judulnya kurang mengena dalam cerpen ini seharusnya "penantian cinta" atau yang lain dan karakter tokoh pacar najwa kurang diperluas (79)

    BalasHapus
  2. Ceritanya sudah menarik. saya suka saat Eza akan memperkenalkan Najwa kepada ibunya. tapi sayang ibunya tidak suka dengan Najwa.Dan akhirnya Najwa keluar negeri agar bisa melupakan Eza. Sebaiknya judulnya jangan " Janji Manismu ". Menurut saya lebih baik " Hati Yang Kau Sakiti ".
    Terima kasih.(71)

    BalasHapus
  3. ceritanya cukup menarik mungkin dalam penulisanya perlu di perbaiki dan bahasanya terlalu puitis dan penerjemahan carakter tokoh kurang jelas begitu juga alurya kurang berarah tapi menurut saya suasanaya sudah masuk dalam cerita..
    saya beri nilai74...oke
    GooD LuCk

    BalasHapus
  4. cerpennya sudah bagus, tapi penulisannya perlu diperhatikan,dan judulnya kurang menarik
    kuberi nilai 79 ya..............
    tanks...............................

    BalasHapus
  5. cerpenya sangat bagus,terutama dalam hal menarik perhatian pembaca,tapi akankah lebih bagus jika judul dan penulisanya perlu diperbaiki lagi
    saya beri nilai 80

    BalasHapus
  6. cerpen bagus, sudah dapat membawa suasana pembaca. coba cari hal-hal yang paling menonjolkan isi cerpen yang sesuai dengan judulnya...

    BalasHapus
  7. Setelah membaca isi surat tersebut, Najwa menjatuhkan air matanya. Dengan bercucuran air mata dia langsung membuka undangan pernikahan itu. Betapa hancur hatinya saat melihat nama Eza Pratama, pada undangan pernikahan tersebut. Najwa tidak pernah menduga, lelaki yang selama ini sangat dia cintai, akan menikah dengan orang lain.

    menurutku ya, lebih baik di beri konflik lagi. Biar lebih baik. Apalagi saat tokoh Najwa merelakan untuk datang kepernikahannya pasti seru kan???????????
    Nih ku beri skor 80.

    BalasHapus
  8. udah baguz kok cerpennya...tingal di perbaiki
    kalimat yang kurang gimana gitu.....!
    yang pasti semoga dapat lebih bermotifasi agar lebih baik..ok.
    maaf aku hanya biza ngasih nilai...80
    semoga bermanfaat..
    makacih..za

    BalasHapus
  9. cerpenna sudah lumayan bagoez tapi judulna tidak nyambung dengan isi cerpenna dan penulisannya juga perlu di perhatikan lagi atu lagi latarna di perjelas ea...
    maka agku beri nilai 78
    thxs,,,, moga bermanfaat

    BalasHapus
  10. Cerpennya bagus, aku suka saat :
    “ Wa..kamu sudah siap ketemu orang tua aku?” ucap Eza
    “ Siap enggak siap.” jawab Najwa ragu
    “ Kenapa enggak siap?” tanya Eza penasaran
    “ Aku takut kalau orang tua kamu enggak suka sama aku.” Jawab Najwa dengan melirikkan matanya ke arah Eza
    “ Tenang aja, orang tua aku pasti suka sama kamu, kamu kan cantik..” goda Eza pada Najwa
    “ Jangan mulai deh..” ucap Najwa dengan agak malu
    “ Iya sayang..”

    Kalimat penggoda untuk Najwa sangat tepat, jadi pembaca merasa terbawa dalam cerita.
    Tetapi sayang, dalam penggunaan alur campuran, penempatannya kurang bagus :
    “ Mana mungkin Najwa lupa, hari ulang tahun Najwa kan bertepatan dengan hari pernikahan Eza.” Ucap Najwa dengan meneteskan air mata
    “ Najwa kamu nangis ya?”
    “ Tidak kok ma.” jawab Najwa dengan mengusap air matanya
    “ Tidak papa kalau kamu mau menangis, dan kalau kamu mau bercerita, cerita saja pasti mama akan mendengarkan.”
    Najwa tidak bisa lagi menahan air mata yang selalu ingin keluar, langsung saja dia memeluk mamanya dan menangis dengan tiada henti – hentinya.

    * * *

    Hari ini adalah hari yang sangat bahagia untuk Najwa, pasalnya Eza akan memperkenalkan Najwa pada orang tuanya, betapa girangnya hati Najwa saat itu.

    Pasti yang dimulai dari "Hari ini adalah..." itu pasti masa lalu Najwa. Karena tidak diberi penjelasan apakah Najwa menceritakannya atau tidak, membaca pasti akan bingung, apakah menceritakan masa lalu atau hari ini.

    Semoga bermanfaat.....

    saya kasih nilai 79.

    BalasHapus