coba dulu

Kamis, 11 Maret 2010

SERPIHAN KENANGAN

Oleh Qoni Isma M


Entah mengapa akhir – akhir ini, aku merasa tidak nyaman dengan Reza, cowokku. Aku merasa ada yang berubah dari dia. Aku juga merasa bersalah banget sama Furi sahabatku karena aku tidak percaya dengan ucapannya tentang Reza, aku menjauhi dia karena aku menganggap dia telah berbohong mengenai Reza. Katanya playboy.



“Please, Isma… percaya sama aku …aku ngomong yang sebenarnya, kalau kamu enggak percaya tanya saja sama semua cewek di sekolah ini, pasti semua akan jawab seperti aku.”
“Katanya kamu akan bahagia jika melihat sahabatmu ini bahagia,” kupegang bahu Furi
“Iya aku tau Is…tapi Reza itu enggak baik buat kamu.”
“Kamu itu sahabatku bukan sih…”
“Aku hanya ingin yang terbaik buat kamu.”
“Alah… omong kosong.” Ku dorong Furi

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi komunikasi dengan Furi, dia selalu nelfon dan sms aku tapi enggak pernah aku hiraukan, bahkan saat dia datang ke rumahku aku menyuruh pembantuku untuk bilang sama Furi kalau aku enggak ada, sekarang aku tidak tau dia ada di mana dan baru aku sadari aku sangat membutuhkannya.

Ternyata semua yang di omongin Furi benar, aku mergokin Reza berdua – duaan sama cewek di café
“Reza…” ucapku dalam hati, tanpa ku duga dia menelfonku dan aku mengangkatnya
“Halo ada apa .. “
“Beb…!.” panggilan Reza untukku “Kamu ada di mana ..?
“ Aku ada di….”
“Di rumah kan ..?”
“Enggak aku lagi ada di jalan.”
‘Darimana…..dan sama siapa?”
“Sendiir aja” ku menjawab dengan suara lirih
“Beb kamu sakit ya…kok suaramu agak berbeda dari biasanya”
“Iya aku lagi sakit, sakit hati” jawabku membentak dan langsung ku matikan hp ku

Keesokan harinya saat di kampus Reza menghampiriku dan langsung menarik tanganku, ketika aku sedang asyik ngobrol sama teman – teman ku.
“Apaan sih Za…” Aku melepaskan tanganku dari genggaman Reza
“Kamu itu yang kenapa, kemarin aku nelfon kamu tapi kamu matiin terus.”
“Kamu mau tau alasannya tanya sama diri kamu sendiri.”
Tiba – tiba dia langsung membalas perkataanku yang agak kasar dengan kata – kata manisnya
“Maafin aku sayang… kalau aku punya salah sama kamu”
“Udahlah lupain aja, mungkin aku yang salah lihat.”
“Salah lihat apa,..?”
“Enggak apa – apa kok.”
“Ya udah, kamu ada jam kuliah enggak?”
“Enggak ada emang ada apa.”
“”Jalan yuk.” Reza memegang tanganku dan mengajakku pergi ke café
Setelah sampai di café aku kayak melihat Furi sedang duduk sendiri di pojok café
“Furi….”
“Mana enggak ada kok..mungkin kamu salah lihat.”
“Beneran..samperin yuk.”
“Enggak usah…” Reza menarikku untuk duduk
“Kenapa sih kamu ngelarang aku ketemu Furi, udah lama aku enggak ketemu sama dia aku kangen banget nih.”
“Kenapa Furi, Furi selalu Furi yang kamu pikirkan.”
“Kamu kenapa sih..?”
Saat itu aku melihat Furi keluar dari café langsung saja aku menyusulnya
“Mau kemana..”Tanya Reza
“Mau ngejar Furi lagian aku udah enggak nyaman di sini.”
“Terus mau kamu apa..?”
“Aku mau kita putus..” lalu aku berlari meninggalkan Reza dan berlari mengejar Furi
“Furi…” teriakku sambil melambaikan tangan padanya
“Isma…” jawabnya dengan melalihat aku
Tiba – tiba ada mobil yang melaju dengan kencang dari belakang Furi
“Furi …. Awas..!”
Tak sempat Furi berlari mobil itu sudah berada di belakang Furi dan mobil itupun menabraknya, darah berceceran di mana – mana aku enggak tega melihat semuanya, orang – orang pun mengeremuni Furi. Tiba – tiba Reza menarik tanganku.
“Ngap[ain sih kamu …kita itu udah putus .. lihat gara – gara kamu aku kehilangan sahabat yang selama ini aku cari.” Ucapku pada Reza dan ku dorong dia hingga terjatuh tak satupun kata keluar dari Reza.

Penyesalan tinggalah penyesalan…. Semua sudah terjadi karena keputusan yang salah aku kehilangan sahabatku.

“ Have the conquest because increase a friends is more important than the conquest because have love a sweet heart”

3 komentar:

  1. bagus, , ,aq kc!e nilai 75 dech, , ,
    cerpennya d kmbgkn lgi Ea, , ,,

    BalasHapus
  2. ceritanya cukup bagus tapi dalam alurnya perlu di perbaiki lagi dan karakter tokohnya agak kurang jelas so perlu di kembangkan .........!!oke

    saya akan beri nilai sebesar (76)

    BalasHapus
  3. bagus tapi konflik dalam cerita kurang di perluas aku beri nilai 70

    BalasHapus